Ular adalah salah satu binatang reptil yang banyak terdapat di Indonesia. Ular merupakan hewan yang memiliki racun bisa yang sangat berbahaya tetapi tidak semua ular memiliki racun bisa ular. Di Indonesia terdapat kurang lebih 250 spesies dan diantara jenis tersebut hanya 5 spesies yang berbisa diantaranya spesies Eliperdae, Colubridae, Vine, Viperdae, dan Crotolidae yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Racun bisa ular akan diinjeksikan pada tubuh mangsanya melalui gigitan bila merasa terancam, ketakutan, merasa terusik atau jika ular ingin melumpuhkan mangsanya dan sebagai alat untuk mempertahankan diri.
Bisa ular merupakan hasil sekresi kelenjar mulut khusus yang menyerupai kelenjar saliva pada hewan vertebrata, Setiap spesies ular menghasilkan kandungan bahan toksinyang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian.
Gigitan ular berbisa sering terjadi di daerah tropis dan subtropis. Kurangnya pengetahuan masyarakat serta tidak tercukupinya para ahli yang tersebar di daerah, hal ini dapat menyebabkan terhambatnya penanganan pada pasien yang terkena gigitan ular sehingga dapat berakibat kematian pada pasien.
Melihat fenomena yang terjadi maka sangat dibutuhkan informasi yang tepat dan mudah terhadap pasien yang terkena racun bisa ular agar dapat mengurangi resiko kematian, maka perlu mengembangkan suatu teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara berfikir manusia yaitu dengan teknologi Artificial Intelligence.
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence merupakan salah satu bagian dari ilmu komputer yang mempelajari bagaimana mesin komputer dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Sistem pakar merupakan salah satu teknik kecerdasan buatan yang dirancang untuk menganalisa dan mendiagnosa suatu permasalahan yang terjadi untuk mendapatkan solusi dengan kualitas pakar.
Implementasi sistem pakar banyak digunakan untuk kepentingan berbagai bidang karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar dalam bidang tertentu ke dalam suatu program komputerisasi, sehingga dapat memberikan keputusan dan melakukan penalaran secara cerdas, dengan adanya teknologi seperti sekarang ini, maka penyajian informasi akan lebih cepat dan mudah.
Perkembangan sistem pakar telah merambah di dunia medis, termasuk di antaranya adalah penerapan metode certainty factor untuk mengukur tingkat kepastian dalam mendiagnosa gejala-gejala yang terjadi untuk mendapat sebuah informasi tentang penyakit yang diderita, dengan adannya metode certainty factor maka dapat dipergunakan sebagai media aplikasi dalam pengidentifikasian gejala-gejala yang terjadi pada pasien yang terkena racun bisa ular agar dapat diketahui jenis racun dan spesies ular tersebut sehingga sesegera mungkin dilakukan penanganan terhadap pasien yang terkena gigitan ular.
Tujuan pengembangan sistem pakar ini sebenarnya bukan untuk menggantikan peran dokter tetapi untuk mensubsitusikan pengetahuan pakar ke dalam sebuah bentuk sistem. Dengan adanya aplikasi sistem pakar ini nantinya dapat membantu dalam men-diagnosa gejala-gejala yang terjadi pada pasien yang terkena racun bisa ularuntuk dapat mengetahui jenis racun dan spesies ular pada pasien yang terkena gigitan ular, sehingga dapat digunakan oleh dokter dan kesehatan klinik dalam mengambil kesimpulan serta tidak merasa kesulitan untuk mencari solusi dan dapat dijadikan sebagai diagnosa awal sebelum melakukan pemeriksaan secara klinis dan intensif ke depan.
Follow Me: